Rabu, 01 April 2009

KOSMOLOGI SUNDA

Kosmologi merupakan salah satu bidang keilmuan yang khusus mempelajari ilmu kosmis. Ilmu kosmis disini dimaksudkan sebagai perpaduan unsur yang terdapat di alam. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
  1. Unsur Air
  2. Unsur Api
  3. Unsur Angin (Udara)
  4. Unsur Bumi (Tanah)
  5. Unsur Matahari
  6. Unsur Bulan
  7. Unsur Bintang
Sebenarnya sebelum istilah kosmologi muncul dalam kamus pembendaharaan budaya dan tradisi sunda, segala bentuk ritual yang mewujudkan adanya perpaduan unsur-unsur kosmis telah lama terlahir dan menjadi tradisi dalam kehidupan orang-orang sunda terdahulu. Namun seiring dengan perkembangan zaman, telah banyak orang sunda sendiri yang melupakan keberadaan ilmu kosmis itu sendiri dan mengabaikannya.

Melihat dari kondisi tersebut di atas, Universitas Pasundan yang dipelopori oleh Fakultas Ilmu Seni dan Sastra mengadakan acara dalam rangka ngamumule Kosmologi Sunda pada tanggal 26 Maret 2009, yang terselenggara berkat kerjasama berbagai pihak, diantaranya Lingkung Seni Curug, dan pihak FISS UNPAS sendiri, serta didukung oleh kedutaan Belgia dan Dinas Pariwisata Kota Bandung.

Adapun dalam acara tersebut menampilkan berbagai bentuk seni tradisi sunda kabuyutan seperti:
  1. Badawang
  2. Terbang
  3. Tarawangsa
  4. Tari Kosmologi
Dalam pelaksanaan acara dimulai dengan menampilkan tari Badawang yaitu tarian dengan membawa Boneka Badawang yang diarak dan diusung menelusuri sebagian jalan Setiabudhi, jalan Gegerkalong Girang, jalan Gegerkalong Tengah, jalan Gegerkalong Hilir dan terakhir memasuki pelataran kampus UNPAS Setiabudhi. Boneka Badawang yang diusung memang bukan boneka yang asli, melainkan boneka imaginer yang dibuat sesuai dengan imajinasi pembuat boneka itu sendiri. Adapun pada awalnya boneka Badawang merupakan sebuah lambang (siloka) dari berbagai permohonan orang-orang sunda terdahulu, yakni diantaranya digunakan sebagai penangkal bahaya (tolak bala), permohonan rizki, dan sebagainya.

Setelah arak-arakan Badawang memasuki pelataran kampus UNPAS, disambut dengan penampilan Musik Tradisi Terbang dari Subang. Setelah itu seluruh peserta acara Kosmologi Sunda memasuki ruang utama Aula untuk mengadakan ritual utama Kosmologi yaitu dengan penampilan Seni Tradisi Tarawangsa dari Sumedang serta tarian Kosmologi. Tarawangsa sendiri diambil dari kata Narawang Mangsa atau ngabungbang, dengan maksud menyatukan diri dengan setiap unsur yang ada di alam semesta. Dalam pelaksanaan ritual tidaklah terdapat unsur mistis melainkan unsur spiritual, dimana ketika diri kita telah menyatu dengan alam kita dapat mengekspresikan seluruh unsur yang kita peroleh dalam bentuk gerak mengikuti irama dan ritme musik tarawangsa. Konon, jika jiwa kita telah terpatri dalam musik tarawangsa, kita tidak bisa menghentikan gerakan tarian sebelum musik berhenti. Dalam tarian mengiringi tarawangsa, biasanya penari dikalungi selendang warna merah, putih dan hijau, masing-masing warna selendang memiliki makna tersendiri, yakni:
  • Warna merah melambangkan darah yang mengalir dalam tubuh setiap insan.
  • Warna putih melambangkan diri atau jiwa manusia yang suci atau bersih.
  • Warna hijau melambangkan alam semesta yang diwakili oleh padi atau daun yang merupakan sumber tenaga atau energi manusia.
Setelah ritual utama selesai, aktivitas dilanjutkan dengan kegiatan workshop Kosmologi Sunda dari Lingkung Seni Curug dan Mural yang dilakukan oleh Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Pasundan.

Dengan diadakannya rangkaian acara tersebut, diharapkan kita dapat melestarikan budaya dan tradisi sunda yang hampir punah ditelan zaman.

Acara tersebut Insya Allah akan dijadikan sebagai agenda tahunan di Jawa Barat (tanah Sunda) yang diselenggarakan di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra UNPAS, dimana FISS dijadikan sebagai poros utama dalam kerjasamanya antara Lingkung Seni Curug - FISS - Belgia.

Mudah-mudahan acara selanjutnya dapat berlangsung lebih berkenan dan menjadikan budaya sunda tetap Nanjeur.

"Terimakasih"